Rabu, 19 Desember 2012

MAKALAH DASAR PENDIDIKAN PAUD


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Pengertian Cinta tanah air adalah suatu kasih sayang dan suatu rasa cinta terhadap tempat kelahiran atau tanah airnya. Bisa dikatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dilahirkan oleh generasi yang mempunyai idealisme cinta tanah air & bangsa, kalau tidak, mungkin saat ini kita bangsa Indoneia masih dijajah oleh Belanda yang luas negaranya dibandingkan pulau Bali saja masih luasan pulau Bali. Kita harus sangat terimakasih kepada para tokoh yang mencentuskan pembentukan organisasi Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908, para pencetus Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, dan para tokoh yang memungkinkan terjadinya proklamasi 17 Agustus 1945. Saya sangat yakin mereka adalah contoh paling pas untuk dijadikan tokoh-tokoh nasionalis tulen yang cintanya pada tanah air dan bangsa melebihi cintanya pada diri sendiri yang kita harus hormati sepanjang masa.
            Pada hakekatnya cinta tanah air dan bangsa adalah kebanggaan menjadi salah satu bagian dari tanah air dan bangsanya yang berujung ingin berbuat sesuatu yang mengharumkan nama tanah air dan bangsa. Pada keadaan yang amburadul saat ini apa yang bisa dibanggakan dari negara dan bangsa Indonesia? Generasi “founding fathers” pada masa penjajahan berhasil membangkitkan rasa cinta tanah air dan bangsa yang pada akhirnya berhasil memerdekakan bangsa Indonesia. Kalau saja rasa cinta tanah air dan bangsa sekali lagi bisa menjadi faktor yang memotivasi bangsa Indonesia, ada kemungkinan bangsa Indonesia akan bisa bangkit kembali dengan masyarakatnya bisa menghasilkan karya-karya yang membanggakan kita sebagai bangsa.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN CINTA TANAH  AIR
            Cinta tanah air ialah perasaan cinta terhadap bangsa dan negaranya sendiri.Usaha membela bangsa dari serangan penjajahan.Dalam cinta tanah air terdapat nilai-nilai kepahlawanan ialah:Rela dengan sepenuh hati berkorban untuk bangsa dan Negara.
PERNAHKAH Anda mendengar kata cinta? Jawabannya pasti sudah. Ratusan, bahkan ribuan kali setiap harinya kita mendengar kata tersebut. Tetapi jika kemudian diminta untuk mendiskripsikan maknanya, kalau ada lima orang berdebat tentang makna cinta, mungkin bisa muncul 15 item arti yang berbeda-beda.

            Sebagai makhluk terbaik yang diciptakan oleh Allah SWT, dan relasi-relasinya yang harus ia kerjakan, perlu di-under line, bahwa tugas manusia itu dapat dirinci meliputi tugas-tugas vertikal dan tugas-tugas horisontal. Suatu tugas dikatakan sebagai tugas vertikal, jika ia berhubungan langsung dengan Allah (\’cinta\’ kepada Allah). Sementara itu, bila tugas tersebut berkaitan dengan makhluk (diri sendiri, orang lain, suatu kaum, bangsa, makhluk hidup yang lain, makhluk ghaib); hal tersebut disebut tugas horisontal. Pada tugas-tugas horisontal inilah terletak muatan-muatan cinta Tanah-Air.

            SECARA agamais tugas-tugas yang sifatnya vertikal, adalah penegasan bagaimana menjalani hubungan dengan Allah SWT. Pengertian cinta yang ideal manusia, menuntut manusia agar mencintai Tuhan sebagai aktualisasi yang sempurna dari semua nilai moral, yang lebih penting maknanya dari segala sesuatu yang lain. Padahal, pengertian moral itu tidak bisa dipisahkan dari hal-hal tentang karakter. Sebabnya, adalah bahwa salah satu fitur dasar dari karakter adalah moralitas (yang baik). Ide tentang moralitas itu sendiri bersumber dari \’penilaian tentang apa yang baik dan apa yang buruk\’. Dengan perkataan lain, karakter (character, trait, watak, akhlak) itu meliputi dua dimensi pokok yaitu berkaitan dengan nilai-nilai baik dan buruk; atau benar dan salah.

            Cinta menuntut agar manusia berlaku baik. Banyak sekali contohnya, mencintai orangtua, terutama kepada ibu yang telah mengandung dan melahirkannya dengan susah-payah. (Pelita, tanggal 8 Juli 2009, tentang Peran Ibu), dan lain-lain.
            Berpegang pada agama (Islam), kewajiban mencintai itu dapat diperluas lebih jauh, meliputi kerabat, anak-anak yatim, orang-orang yang membutuhkan, tetangga yang dekat dan jauh, dan para musafir. Hal-hal di atas adalah wujud dari kebaikan dalam arti cinta kepada Allah. Dalam Al-Qur\’an banyak sekali ayat-ayat yang menyatakan bahwa ciri dari orang beriman adalah bahwa mereka senantiasa membangun kasih sayang dan mencintai satu sama lain, mereka selalu bersikap rendah hati, ramah, dan menghargai terhadap sesamanya, suka membangun kebiasaan (habits) saling memaafkan dan mau melupakan kesalahan satu sama lain, meski dalam keadaan marah sekalipun.

            Aktualisasi cinta kepada Allah sebagai implementasi dari tugas-tugas vertikal, bukanlah hal yang mudah dilakukan. Sedekah, kasih sayang, rendah hati, suka memaafkan, tidak mudah marah; ini semua menyangkut kebaikan. Kata \’baik\’ adalah fitur moral. Itu hanya terbentuk jika dibiasakan dan menumbuhkan kemauan dari yang bersangkutan, jadi merupakan energi dan daya dorong bagi manusia yang bersangkutan. Jika itu dilakukan berulang-ulang, maka akan membudayakan dalam diri seseorang dan pada gilirannya mewujud menjadi karakter seseorang.

            BEBERAPA hari lagi bangsa Indonesia merayakan 64 tahun Hari Kemerdekaan RI. Kita patut syukuri dan semua aktifitas menyangkut peringatan tersebut merupakan bagian dari cinta (terhadap) Tanah-Air. Berabad-abad lamanya, nenek-moyang Bangsa Indonesia juga sudah melakukan hal sama. Tengoklah sejarah Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, dan puncaknya tahun 1945, dan terus berlanjut hingga sekarang. Itu semua adalah tonggak-tonggak sejarah yang implikasinya, merupakan kecintaan terhadap Tanah-Air. Suatu bangsa tidak lahir begitu saja, juga bangsa Indonesia. Ia didahului oleh adanya ikatan-ikatan emosional dari suatu kelompok, lalu membesar, membesar yang mengkristal menjadi rasa kebangsaan, faham kebangsaan dan semangat kebangsaan. Dari kelompok tersebut, lalu mengikrarkan diri untuk membentuk sebuah bangsa dan negara. Karenanya tidak heran jika setiap perayaan Hari Kemerdekaan tiba, sebagian dari masyarakat mulai menjajakan pernak-pernik merah putih sebagai hiasan mobil, menjual umbul-umbul bendera Merah Putih dalam berbagai ukuran dan jenis kain.
            Bagaimana dengan saat ini, masih adakah diantara kita yang mencintai tanah air dan bangsa melebihi cintanya pada diri sendiri? Atau pertanyaan ini pertanyaan yang cukup bodoh untuk diajukan? Siapa yang masih perlu mecintai tanah air dan bangsa Indonesia? Yang penting asal kita bisa hidup cukup sandang, pangan dan papan sudah cukup, kalau ada kelebihan sedikit untuk bisa jalan-jalan ke mall, makan enak di café, atau pergi karaokean kan sudah cukup, untuk apa mikirin cinta tanah air dan bangsa! Bahkan kalau mungkin bisa punya rumah yang megah, mobil mewah, dan menyekolahkan anak keluar negeri, setiap tahun bisa liburan kemana kita mau pergi kan sudah lebih dari cukup! Tapi masih ada juga dari bangsa kita yang bergulat dengan kemiskinan untuk makan saja susah dan tinggal di rumah yang lebih mirip kandang dari pada disebut rumah, dan jumlahnya juga tidak sedikit bisa mencapai 50 juta jiwa bangsa Indonesia, apakah masih ada perlunya mencintai tanah air dan bangsa?.
            Pada hakekatnya cinta tanah air dan bangsa adalah kebanggaan menjadi salah satu bagian dari tanah air dan bangsanya yang berujung ingin berbuat sesuatu yang mengharumkan nama tanah air dan bangsa. Pada keadaan saat ini apa yang bisa dibanggakan dari negara dan bangsa Indonesia? Generasi “founding fathers” pada masa penjajahan berhasil membangkitkan rasa cinta tanah air dan bangsa yang pada akhirnya berhasil memerdekakan bangsa Indonesia. Kalau saja rasa cinta tanah air dan bangsa sekali lagi bisa menjadi faktor yang memotivasi bangsa Indonesia, ada kemungkinan bangsa Indonesia akan bisa bangkit kembali dengan masyarakatnya bisa menghasilkan karya-karya yang membanggakan kita sebagai bangsa.

BAB III
PENUTUP

            Kita sebagai bangsa Indonesia harus menjaga tempat kelahiran atau tanah air kita, membudayakan Indonesia dan mendukung agar lebih maju.jangan hanya mengandalkan satu orang saja,,tetapi dari diri kita sendiripun harus mempunyai niat yang baik dalam membangun Indonesia yang maju dan berkembang.


BAB IV
KESIMPULAN

            Walau bagaimanapun, Indonesia ini adalah tanah air dan bangsa kita sendiri yang kita wajib untuk mencintainya dengan segala kekurangannya dan kelebihannya,sebenarnya sangat banyak yang dapat kita banggakan dari tanah air kita sendiri,tapi sayangnya karena kita sudah banyak mengenal berbagai Negara,dan kita juga mengetahui bagaimana Negara-negara itu berkembang,jadi banyak yang berfikir dari kita,bahwa Negara kita ini amat tertinggal jauh dari Negara lain.. Sungguh sayang apabila warisan NKRI yang sudah diwariskan kepada kita dengan banyak pengorbanan darah dan airmata dari para “founding fathers”. Seharusnya kita juga harus menghormati dan menghargai jasa-jasa yang membangkitkan bangsa Indonesia ini dan tidak lupa memberikan semangat untuk bangsa kita.

DAFTAR PUSTAKA










           

            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar